AYO KE MUSEUM AFFANDI!

By | 2:00 PM 1 comment
Yang paling kanan si Tuan Affandi.
Sudah mengaku jadi anak Jogja sejak tahun 2007, tapi baru sempat mengunjungi museum Affandi, ya baru sekarang. Sejenak, kelihatan dari luar, tempatnya emang kelihatan misterius dan kurang terawat. Tapi begitu masuk, kita lumayan terhibur sama kisahnya Affandi dan lukisannya. 

 Tiket masuk: Rp 20.000/ orang. 

Awalnya agak kaget, kok mahal. Tapi setelah diingat-ingat lagi, harganya bisa dibilang wajar segitu, soalnya ini museum swasta. Yang mengelola bukan pemerintah, tapi keluarga dari Affandi. Sedihnya, museum ini nggak terlihat rame kayak di Mall. Don't know why, yang namanya museum emang sering kurang menarik antusias masyarakat. Mungkin karena terlihat monoton, nggak menantang dan nggak ada yang jelasin secara detil tiap sejarah yang dipampang di museum itu. Terkecuali, Museum Ullen Sentalu, di Kaliurang, Sleman, yang punya tour guide *Aku sarankan dateng ke tempat itu. Serius, keluar dari situ jadi pinter ;P


Gallery 1 and Gallery 2.
Pertama kali menginjakkan kaki di gallery pertama, jujur aku langsung terkesan dengan desain interiornya, bukan malah lukisannya. Lantai kotak-kotak dan dinding berwarna hijau tosca, paduan yang seimbang dan unik untuk selevel museum. Setelah cukup puas menikmati warna yang tak biasa di sebuah museum, aku mulai memperhatikan satu persatu lukisan Mr. Affandi. Awalnya, aku kurang mengerti apa makna dari lukisan tuan Affandi. Beruntungnya, setiap lukisan selalu dilengkapi dengan definisi dan cerita singkat kenapa lukisan bisa tercipta. Bahkan begitu rumitnya goresan tangan tuan Affandi, kadang aku harus melihat keseluruhan gambar dari jarak jauh, supaya lebih ngena dan paham. Hobi tuan Affandi yang 'mencuri' tingkah laku atau gerak-gerik seseorang terdekatnya, ternyata menjadi kelebihan dari lukisan-lukisan ini.




Beberapa moment si master lukis.
Lebih dikenal seorang pelukis, bukan berarti Tuan Affandi adalah seorang yang lupa merawat dirinya. Sport Bicycle pink ini jadi bukti bahwa ia sesekali mengeluarkan keringat di rumahnya bila sedang tak ada kegiatan melukis. Bahkan, tuan Affandi menyukai hal-hal berbau otomotif. Mobil Mitsubishi Gallant keluaran 1976 ini, beliau modifikasi menjadi bentuk ikan yang berwarna kuning, yang biasa beliau pakai saat mencari-cari di mana inspirasi berada. 

Keren juga coy!
Masuk ke gallery 2, jangan berharap bahwa desain interiornya akan se-modern dan sekece gallery 1 ya. Nyatanya, karena ini adalah karya tuan Affandi di awal ia mulai melukis dengan menggunakan Chinese ink, sekelilingnya juga nggak dipoles seindah tadi. Begitu juga dengan gallery 3, yang tampilannya lebih biasa. Hanya tampak seperti ruangan melukis pada umumnya. Uuuh, di luar ekspetasi saudara-saudara.
Gallery 2.
Hasil karya anaknya Mr. Affandi.
 Tapi ada beberapa pelajaran penting yang bisa aku ambil dari Tuan Affandi dan gallery-nya. Sempat bertanya-tanya sih, kenapa ada tiga gallery? Apa yang membuat ketiga gedung ini berbeda? Rupanya, mereka dibedakan karena lukisannya. Bila di gallery 1,kita dibuat terpukau dengan gaya lukisannya yang nyentrik, tak teratur dan lebih terlatih, gallery 2 membuat kita pelan-pelan memahami bahwa tuan Affandi tidak begitu saja lincah ‘mencoret-coret’. Ada fase di mana beliau juga seperti orang-orang lainnya yang baru memulai sesuatu. Bermodalkan tinta dan kertas putih, hingga akhirnya sekitarnya lah yang menjadi ‘korban’ dari rasa penasarannya. Ia tak lahir menjadi orang yang seketika jago melukis, ia sama dengan orang biasa lainnya yang terus melatih kesukaannya dengan tekun dan teratur, hingga akhirnya menghasilkan ratusan karya yang menjadi sebuah cerita. Siapa yang bilang awal karyanya langsung bagus? ‘Coretan’ awalnya bahkan seperti coretan anak kecil  baru belajar menggambar. Tapi ia fokus dengan itu. Ia fokus tak meniru siapapun. Ia hanya mengamati dan kemudian menggambar. I guess kalau Tuan Affandi bisa kita tahu karakternya hanya dengan melihat 'goresan tangannya. Terbukti, beliau jadi orang yang cukup berpengaruh di bidang seni lukis hingga sekarang. Hebat!

Kata Mochtar Apin.
Saranku sih, kalau lagi buntu mau ke mana, coba deh sekali-sekali mantapkan hati buat dateng ke Museum. Keluar dari sana, kita akan ngedapetin 'message' yang memperkaya batin dan pikiran kita. #AYOKEMUSEUM 

Dapat salam dari Mr, Affandi ;)

1 comment: Leave Your Comments