The Latest

Jujur, beberapa teman yang udah pernah melahirkan, rata-rata nyaranin aku buat siapin koper isi peralatan melahirkan, sejak usia kehamilan menginjak 32 minggu ke atas. Tujuannya sih, begitu kontraksi kuat, air ketuban pecah, atau ada flek darah, bisa langsung ditarik kopernya ke rumah sakit. Jadinya, nggak perlu pontang-panting lagi deh.

Kegiatan ini tentu bikin semangat banget, itu artinya hari-hariku buat ketemu Riyanna makin deket, hihi. Tapi menyiapkan apa aja yang harus dibawa, nggak bisa langsung sehari selesai lho. Aku sendiri nyicil sejak kehamilanku usia 34 minggu, karena sambil ngebayangin kira-kira barang yang ini kepakai atau nggak. Sempat nanya ke beberapa teman yang udah lahiran lebih dahulu, ternyata mereka nggak save listnya. Makanya aku nulis ini supaya bisa bantu para calon ibu yang lagi bingung, hihi.

Daftarnya aku ambil dari buku Best Seller yaitu The Baby Book, karyanya William Sears dan Martha Sears. Nggak semua list aku ikutin kok, kira-kira aja yang menurutku penting dan bakal kepakai. Meski setelah dialamin, gak semua barang yang aku bawa, terpakai. Jangan lupa, perlengkapan bayi dan mama harus berada di tas yang terpisah, karena nanti saat masuk ke RS, bidan atau suster akan meminta tas bayinya.

HOSPITAL BAG FOR BABY
  • SARUNG TANGAN (2 pcs)
 Bayi baru lahir, sebenarnya butuh ini supaya merasa hangat. Tapi selama di rumah sakit, Yanna cuma pakai sekali aja pas lagi nggak full bedong (setengah badan doang). Sisanya, karena dibedong terus, sarung tangannya pengangguran deh. Terus, sarung tangannya kebesaran, haha. Kelepas terus tiap dipasangin, mana Yanna lasak* (nggak bisa diam).
  • KAOS KAKI (2 pcs)
Gak dipakai sama sekali. Bayinya banyakan dibedong selama di RS. 
  • BANTAL MENYUSUI (1 pcs)
Lumayan kebantu banget. Selama menyusui, posisi harus mengikuti tinggi payudara, supaya kita nggak bungkuk dan nggak pegal. Dengan adanya bantal menyusui ini, aku nggak perlu terlalu capek buat nahan gendongan, karena lenganku udah dibantu ganjalan dari bantal menyusui ini. 

  • POPOK KAIN TALI (12 pcs) & CLODI (2 pcs)
Ternyata BAK dan BAB bayi di awal-awal kelahiran bisa 6-8 kali sehari. Belum lagi nggak ada jasa laundry di RS. Untung ada mama papa yang selalu bolak-balik rumah-RS-rumah. So, aku terpaksa nitip beli popok sekali pakai (pospak) supaya lebih simpel. Maklum, di hari pertama dan kedua ini, aku masih kelabakan banget gantiin popoknya Yanna. Masih lelet dan takut-takut. Intinya, pakai pospak aja dulu. Nyampe di rumah, baru deh pakai popok kain talinya.
  • KAIN BEDONG (6 pcs)
Sangat terpakai! Sebenarnya akan lebih baik bawa 1 lusin untuk jaga-jaga kalau ternyata nginepnya lebih dari 2 hari. Kalau nggak kena kotoran, pas mandi sore, kain bedongnya bisa dipakai lagi kok. Bahkan, kain bedong bisa dipakai juga sebagai bantal kepala. Oia, bayi di minggu-minggu pertama belum berkeringat karena mereka belum banyak main dan bergerak.  Mau bedong manual ataupun modern, sepertinya sama aja, karena fungsinya pun sama, yaitu membungkus bayi supaya gampang untuk digendong.
  • BLANKET BABY WITH HEAD COVER (1 pcs)
Terpakai saat mau pulang ke rumah. Bayi aku digendong menggunakan ini, supaya tangan kita yang keras, nggak langsung bersentuhan dengan badan bayi yang masih kecil dan 'fragile'. Kebetulan, pulang dari RSnya juga malam-malam, jadi menghindari angin malam. 
  • ANTING-ANTING
Yang hasil USGnya berjenis kelamin cewek, mending anting-antingnya dibawa dari sejak mau lahiran. Jadi, pas bayinya lahir, bisa langsung dipasangin sama bidan ataupun suster. Mumpung kupingnya masih lembek. 
  • TOPI (1 pcs) 
 Menurut aku, topi bisa dipakai sekali sehari. Rambut bayi belum terkena ketombe ataupun keringat, selama dia ada di ruang ber-AC. Tujuan pakai topi? Melindungi kepala bayi dari udara yang mungkin bisa masuk ke ubun-ubun kepala, sehingga tidak kedinginan dan masuk angin. Topi juga biasanya dipakai saat bayi baru lahir, pas proses Inisiasi Menyusui Dini (IMD) sampai dia pulang ke rumah.
  • LONG SLEEVE CLOTHES (2 pcs) & SHORT SLEEVE CLOTHES (3 pcs)
Terpakai karena berada di ruang dingin. Sebenarnya mau lengan panjang ataupun lengan pendek juga nggak masalah, karena bayi baru lahir cenderung sering dibedong. Saran aja, jumlah yang dibawa bagusnya sesuai dengan berapa hari kamu nginap. Misalnya 3 hari, ya bawa 6 baju aja. Satu hari terhitung 2 baju untuk mandi pagi dan mandi sore ya.
  • SLEEVELESS (1 pcs)
Kagak usah bawa, haha. Kemarin taruh ini di tas, buat jaga-jaga aja kalau si bayi kepanasan. Kirain bayinya bakal nongkrong di luar, haha.
  • SNAP SLEEPSUIT WITH HEAD COVER (1 pcs)
Kepakai setelah dia mandi pertama kali. Kalau punya jumlah sleepsuit yang lumayan banyak, mending bawa ini aja supaya baju lengan panjang/ pendek dan celananya gak usah dibawa lagi. Kelebihannya, simpel dan jadi gak banyak tentengan.
  • CELANA PANJANG (6 pcs)
Jelas berguna dong. Meski udah dibalut kain bedong, bayi harus tetap pakai celana panjang supaya BAK dan BABnya setidaknya nggak meninggalkan noda banyak di kain bedong, seandainya pakai popok tali kain.
  • BLANKET (1 pcs)
Perlu, supaya bayinya nggak kedinginan. Bayi baru lahir kan masih harus adaptasi sama lingkungan barunya, karena dia terbiasa hangat berada di dalam air ketuban. Kalau perlu, sering skin to skin ya pas lagi nyusuin, dengan cara deketin badan kamu ke badan dia. Duh, bayi kamu tambah cinta deh.
  • COTTON (1 plastik)
Malah nggak aku pakai karena waktu itu maunya yang simpel-simpel aja. Biasa, lagi ribet sendiri akibat masih belajar membersihkan kotoran bayi dan agak kaget dengan tangisan bayi yang membuat aku panik. Jadi, pilihlah tisu basah dengan sangat terpaksa.
  • MINYAK TELON (1 botol)
Selalu diberikan saat bayi baru mandi, di bagian dada ke perut, punggung, dan telapak kaki. Tidak usah banyak-banyak, nanti bayinya malah kepanasan. 

HOSPITAL BAG FOR MAMOY
  • BRA MENYUSUI (2 pcs)
Cuma dipakai pas mau pulang ke rumah. Alesannya, selama di RS aku males pake bra. Toh, yang ada disitu, cuma suami, bapak, mamak dan para suster (di sini susternya ya bidan-bidan lho). Ribet juga kalau awal-awal melahirkan pake bra. Kalaupun ada tamu yang dateng, tamu pria malah lebih banyak nongkrong di luar kamar. Mungkin tau ya kalau ibu melahirkan juga butuh privasi.
  • DASTER (2 pcs)
 Gak kepakai sama sekali. Karena pihak RS nyediain seragam khusus ibu hamil, yaitu semacam kimono panjang selutut. Malahan, selama nungguin persalinan, sampai setelah melahirkan, aku malah ketagihan pakai seragam dari RS. Soalnya lebih nyaman, nggak perlu pake daleman, badan aku tetap bisa tertutup.
  • GURITA (2 pcs)
Aku lebih suka sama gurita modern, yaitu gurita prepet yang tinggal ditempel lepas. Gampang dikencengin, gampang dibuka. Tapi buat jaga-jaga nggak cocok, aku juga bawa gurita tradisional yang pakai ikatan. Taunya nggak kepakai karena satu gurita bisa dipakai selama dua hari. Fungsinya, denger-denger supaya perut kembali rata dan mengecil. For info, yang bikin rahim mengecil lagi, adalah tendangan bayi ke perut ibu saat IMD dan pergerakan aktif tubuh kita setelah melahirkan.
  • PERLENGKAPAN MANDI (Shampoo, Sabun cair, Odol, Sikat gigi, Sabun Wajah)
Aku pilih kamar kelas 1, jadi peralatan mandi dikasih lengkap. Tapi tetap aja namanya wanita, peralatan mandi pribadi lebih terpercaya dan udah cocok di kulit, rambut dan gigi aku.
  • KEMEJA KANCING (2 pcs)
Kenapa kemeja kancing? Biar lebih mudah pas bayi minta nyusu. Tadinya mau dipakai pas ada tamu yang datang, eh seragam RS lebih menggoda, haha. Jadinya, yang kepakai hanya 1 kemeja aja, yang dipakai buat pulang ke rumah.
  • HANDPHONE
 Dengan harapan, bisa main Criminal Case dan update activity di Social Media selama nunggu bukaan. Apa daya, sinyal di kamar rumah sakit cuma EDGE. Sedih kakak, haha. Alhasil, HPnya cuma dipake buat SMS sahabat plus dengerin instrumental di Aplikasi ORIENTAL pas lagi kontraksi kuat.
  • CHARGER HANDPHONE
 Kalau jaman sekarang, wajib bawa ini. Cepet abis batere soalnya, hoho.
  • SISIR
Selalu aku pakai seabis keramas. Dan setelah melahirkan, wajib keramas. Soalnya, udah keringetan pas lagi ngalamin kontraksi dan bukaan yang super sakit itu.
  • PEMBALUT WANITA (2 package)
Jelas perlu. Abis melahirkan, pasti ngalamin postpartum period alias masa nifas. Kalau dapat yang pembalut khusus maternity, lebih oke. Karena pasti pendarahan di hari pertama setelah persalinan, banyaknya darah 3x lipat dari haid biasa. Setiap BAK, harus diganti ya supaya bekas jahitannya gak lembap alias cepat kering. Tapi kalau udah terlanjur beli yang pembalut biasa panjang 40cm, nggak masalah juga. Toh, nanti bisa dibikin triple berjejer.
  • LIPGLOSS
 Jadi, ceritanya aku mau kayak Andien, meski lagi tiduran di bed-nya rumah sakit, tetep keliatan fresh. Taunya nggak kepake sama sekali. Pas kontraksi dan setelah melahirkan, udah lupa tuh sama touch up. Fokusnya malah ke kontraksinya dan bayinya, hihi. Kecuali emang yang addict sama make up yaa.
  • CAMERA, TOOLS & CHARGER
Buat motoin bayi. Kepakai saat lagi nungguin kontraksi. Sambil nunggu bayinya launching, aku dan suami foto-foto before melahirkan. Setelah bayinya keluar, aku fotoin lagi. Tapi sayangnya, kenapa aku dan suami malah lupa bawa kamera pas di ruang bersalin. Maksud hati, pengen direkam pas momen lagi melahirkan tuh, huhu. Kan someday bisa dikasih liat ke Riyanna, atau malah ditonton kalau lagi kangen melahirkan, hehe.
  • NOTES
Buat check list barang pas pulang dari RS. Taunya, kelewat juga aktivitas yang satu ini. Udah repot ma bayinya, haha.
  • SARUNG GAJAH (2 pcs)
Tadinya sempat nggak ngerti kenapa harus bawa barang ini. Mau dipake di sesi mana ya. Aku pikir buat nanti pas ngejan, nutupin bagian pinggang ke bawah. Siapa tau biar aku nggak malu dilihatin dokternya, haha. Taunya pas ketuban pecah, bidannya langsung nanya punya sarung nggak. Ternyata sarungnya berguna jadi popok versi tebal, untuk menahan air ketuban yang keluar lebih banyak. USEFUL ya kakak-kakak.
  • BUKU KIA
Pas pertama kali nyampe ruang bersalin, buku ini langsung ditagih bidannya. Sepertinya dia mau liat update-an dari dokter spog aku mengenai kondisi aku dan kandungan. Sayangnya, bukunya ada di tas besar isi perlengkapan Mommy. Dan tasnya itu masih di suami yang lagi ngurusin administrasi. Haha. Ujung-ujungnya nggak kepake deh. Jawab pertanyaan bidan berdasarkan ingatan terakhir periksa. Untung periksa terakhirnya, baru sejam yang lalu.
  • PANTIES (8 pcs)
Harus banget, apalagi kalau pas masa-masa nifas, darahnya meleber ke mana-mana sampai ngenain celana dalam. Selama 2 malam itu, terhitung sejak melahirkan, aku udah pake empat panties. Beruntung, pembalutnya oke jitu nih. Mau tau? Japri aja ye ;p
  • APRON UNTUK MENYUSUI
Gak kepakai sama sekali. Awal-awal menyusui, aku masih harus belajar gimana caranya menyusui dengan pelekatan dan gendongan yang benar. Jadi, ya pamer payudara gitu aja. Kalau ada tamu laki-laki atau papa yang mau masuk kamar pas lagi nyusuin, ya mereka disuruh duduk di luar dulu.
  • JARIK GENDONGAN 
Ini malah kepakai buat nahan ketuban yang udah pecah. Gantian ma sarung gajah. Soalnya belum tega juga dipakai buat gendongan, karena bayi baru lahir masih rentan rapuh, halah. 
  • PERLENGKAPAN ADMINISTRASI BPJS 
Terdiri dari kartu BPJS punyaku dan fotokopinya, surat keterangan BPJS Bayi Riyanna dan fotokopinya, dan fotokopi KTPku. Khusus kamu yang mau di-cover BPJS, cukup bawa syarat ini. Nanti sisanya diurus di bagian pendaftaran. Nggak lupa juga bawa surat rujukan dari dokter SPOGku. Isinya menyatakan bahwa aku pasien beliau. Kebetulan, dokter SPOGku nggak praktek di RS yang menjadi tempat aku melahirkan. Makanya, pakai surat rujukan biar bidannya bisa hubungi dokter SPOG untuk penanganan selama melahirkan, dan sewaktu-waktu emergency call.

Berhubung rumah sama Rumah sakit jarak tempuhnya cuma 15 menit (Bontang gitu lho, sepi), barang-barang yang aku lupa bawa padahal dibutuhin, bisa aku titipin ke papa mama. Apa aja?

Baby Oil - Hari kedua, aku dan ibu baru lainnya diajarin sama bidannya gimana cara massage bayi. Supaya lebih mudah mijatnya, pakai baby oil. Entah kenapa waktu itu aku lupa bawa, akhirnya pedein diri minta sama ibu sebelah, hehe.
Snacks and drinks - A MUST TO! Buat yang mau lahiran normal, ini pasti akan sangat bermanfaat di saat kamu lagi ngerasain kontraksi. Apalagi kontraksinya makin kuat, otomatis tenaga juga makin melemah. Makanya, butuh banget asupan snack macam biskuit, pisang, roti, teh manis dan air mineral. Cemilan ini nge-support tubuh kamu untuk tetap kuat sampai waktunya lahiran. Ingatin suami, mama dan mama mertua buat nyuapin kamu meski kamu gak nafsu makan minum ya.
Sandal - Ini sengaja nggak dibawa karena aku yakin rumah sakit bakal nyediain. Eh, bener aja. Ini perlu banget, soalnya abis lahiran pasti menggigil dan masih recovery, jadi badan agak ringkih *lemas. 
Kaos kaki - Penjelasannya sama kayak sandal. Biar lebih hangat, dan kita tetap fit saat ngurus bayi.

Nah, gimana? Udah siap lahiran belum? Langsung check list ya apa aja yang perlu dibawa atau nggak, biar nggak keberatan. Kalau bisa bawa tas tenteng, kenapa juga harus bawa koper. Berdoa dan positive thinking selalu ya, bahwa semuanya pasti bisa dilewati. Ini bakal menjadi proses yang tidak akan pernah terlupakan. Tiap kamu mengingat setiap detilnya, saat itu juga senyuman kamu merekah kembali.

Salam cinta buat para calon ibu dan bayinya di luar sana,


Ribka & Riyanna

 


Kenapa saya bilang kece? Ada makhluk hidup keluar dari rahim perempuan yang mampu terbuka sampai 10 sentimeter dan rahimnya bisa mengecil kembali, itu kece. Ngerasain kontraksi luar biasa sampe harus nahan ngeden sampai bukaan rahimnya sempurna, yang rasa sakitnya 10x lipat dari sakit perut karena masuk angin, itu kece. Harus ngejan sekuat-kuatnya, lebih kuat 5x lipat dari ngejan BAB, itu kece. Tangan, jari-jari,punggung, paha, betis, dan kaki yang pegal 6x lipat dari pegal after exercise setelah melahirkanitu kece. Ngerasain rahim dan anus yang dijahit sampai 32 jahitan tanpa bius sama sekali, setelah tadinya digunting bidan buat ngebantu bayi keluar dari rahim, itu kece. Yang setelah bayinya keluar, air susu bakal keluar dari dua buah puting ibunya ,yang bahkan nggak keliatan di mana lubang pengeluarannya, itu kece. Dan setelah saya alami sendiri, saya benar-benar merasa kece sebagai ibu *pose cantik*.

Perasaannya tuh beda banget deh setelah jadi Mahmubar alias Mamah Muda Baru ;). Campur-campur kayak gado-gado. Bahagia, bingung, lelah, ngantuk, khawatir, panik, bangga, nahan sakit, dan sensitif, alias senggol dikit bacok *beneran euy*. MAKANYA JANGAN SOK-SOK NASEHATI IBU BARU YANG BARU LAHIRAN. SOALNYA OTAKNYA MACAM KABEL KUSUT. Apalagi baru tahu sedikit ilmu soal merawat newborn, padahal bayinya udah launching. Nasehat atau apapun itu yang menggurui, jelas bikin kita sakit hati. Macam kayak disepelekan, diremehkan, dan sebagainya. Curhat bu? :p

Nah, kadang calon ibu baru sering bertanya-tanya nih. Kira-kira perubahan apa sih yang paling dirasakan setelah punya bayik lucu, imut dan menggemaskan. Hal-hal baru apa sih yang akan dialamin. Saya juga gitu soalnya. Waktu itu penasaran banget, ujung-ujungnya malah nebak-nebak sendiri, yang jawabannya malah menyeramkan, dan malah bikin setres. Padahal sih gak seperti yang dibayangkan kok. Jauh lebih menantang dan menghibur. Trust me! ;p

Nih, aku kasih apa aja poin-poinnya. Ini dari sudut pandang seorang HOUSEWIFES yang masih tinggal ma OPUNGNYA BAYI.
  • SIAP-SIAP PAMERIN TETEK KAMU IN EVERYWHERE. Gak peduli tempat, gak peduli waktu, selama bayi minta nyusu, kamu harus siap sediakan payudara kamu supaya dia gak kelaparan dan nangis kejer. Bersyukur kalau ada ruang menyusui, kamu bisa netekin sambil bincang-bincang cantik ma ibu-ibu lainnya yang juga lagi menyusui. Nah kalau gak ada ruang laktasi? Ya udah tutup muka aja lah ya. Awal-awal menyusui, agak segan sih takut diliatin cowok-cowok yang lagi lalu lalang, tapi lama-lama mindset kamu kebuka juga kok. Demi bayik ini. 
  • JAM TIDUR GAK JELAS. Bisa tuh ampe jam 5 subuh kamu gak bakal tidur, karena bayi nangis terus. Kamunya bingung kenapa dia nangis mulu, mulai deh galau dan drama, ASInya kurang apa. Padahal bayik lagi masa Growth Spurt (googling please). Kirain abis itu bisa bobo ampe jam 11 pagi, taunya newborn ampe usia 6 bulan, wajib dikasih mimik tiap 2 jam sekali. Mau gak mau kamu pun juga harus ikutin alur bobonya bayik. Pertamanya sih ngantuuuuukk banget, bawaannya pengen marah-marah, ngeluh. Tapi lama-lama (percayalah), kamu akan terbiasa sama jam tidur kayak gini. Malahan body kamu udah kebal dari rasa ngantuk.
  • MANAGE TIME PROPERLY. Terutama yang gak pake pembantu dan hanya ditemenin opung/ nenek/ oma hanya dalam 1 bulan pertama. Bayik tuh hobinya ngempeng dari payudara, didekap, dipeluk, digendong, diayun. Bayangkan kalau hampir 24 jam kerjaanmu hanya HARUS deket ma bayik terus, kapan nyuci bajunya, kapan nyetrikanya, kapan masaknya, kapan makannya?! Otomatis kamu jadi lebih harus tau kapan lakuin tugas yang ini, kapan harus ngerjain yang itu. Pokoknya kamu mesti sigap sebelum bayiknya bangun.
  • LEBIH SABAR. Ada kalanya tangisan bayik susah susah gampang ditebak. Udah disusuin, Eh, dianya malah nolak. Nangisnya pun malah tambah kencang. Berhubung emang bayiknya belom bisa ngungkapin apa kegelisahannya, kamu lama-lama akan maklum dan lebih bisa ngontrol diri buat nanggepin tangisan bayik dengan lebih lembut. Karena sekali aja kita keras atau malah balik teriak ke bayik, takutnya pas dia dewasa malah punya trauma sama apa yang kita lakuin di masa kecil dia.
  • 3/4 DARI LUAS TEMPAT TIDUR DIKUASAI SI KECIL. Percaya deh, ini pasti dialami semua ibu. Mau kamu taruh tuh bayi di pinggir kasur, 1-2 jam kemudian, dia pasti sudah ada di bawah ketiak kamu. Makin ke kiri atau ke kanan kamu, makin dia ikutin kamu sadar atau enggak. Karena bau kamu adalah bau ternyaman menurut bayi. Ini adalah momen paling lucu plus sweet menurut aku. Kesannya bayik nggak bisa hidup tanpa kamu :p
  • BERKALI-KALI GANTI POPOK, BAJU DAN CELANA BAYI. Kenapa cucian pakaian bayi itu banyak banget? Karena bayi itu kadang keringatan, gumoh ataupun muntah, bahkan pipis atau BAB yang langsung mengenai pakaiannya. Kalau gak diganti, takutnya bayi bisa masuk angin. Atau malah muncul biang keringat dan ruam popok. Nanti efeknya, malah ngerambat ke yang lain. Dia malah gak mau nyusu atau malah gak mau digendong, karena ngerasa gak nyaman.
  • RELA TIDUR MIRING. Lupakan keinginanmu untuk tidur telentang. Setelah 9 bulan hamil kudu bobo miring ke kiri, ternyata jadi ibu baru, kebanyakan juga harus bobo miring ke kiri ataupun ke kanan. Apalagi kalau milih nyusuin sambil bobo, posisi ini udah paling tepat. Kamu harus berhadapan dengan bayimu biar dia merasa hangat dan merasa terlindungi.
  • MELAKUKAN HAL YANG SAMA BERULANG-ULANG. Ibu baru pasti kerjaannya seputar bersihin pipis atau BAB bayi, gendongin bayi, ayun-ayun bayi sampai tidur, nyusuin, ajak maen bayi. Udah itu aja. Jangan bosen ya, karena kata bunda-bunda yang usia anaknya udah toddler, masa-masa ini sungguh dikangenin :")
  • GAK BISA KERJAIN HAL LAIN SELAIN NGURUS BAYI. Ada saatnya kamu harus 24 jam bareng bayi terus. Apalagi bayi yang suka ngempeng dari payudara kamu. Setiap areolanya terlepas, kalau gak kebangun, ya nangis. Belom kalau bayi lagi sakit, kamu harus jaga dia kayak emergency 24 jam. Tau-tau butuh dipeluk, dikompres pake air hangat atau skin to skin sama bayi. Makanya penting banget makan-makanan bergizi dan makan teratur biar kamu gak gampang sakit.
  • TIDUR DENGAN BAJU TERBUKA. Posisi nyusuin paling enak menurut aku adalah sambil tiduran. Kenapa? Karena menyusui itu seringkali membuat kita ngantuk dan otomatis tertidur. Katanya, pengaruh dari hisapan bayi yang bikin kamu relaks. Makanya jangan kaget, kalau bangun-bangun, posisi kamu macam posisi macam tak enak dipandang. :p
  • BANYAK NASEHAT SANA-SINI. Sebenarnya gak hanya ibu baru yang bakal di-judge atau dinasehati macam-macam. Selama masih hidup di dunia ini, kamu tentu gak bisa lepas dari topik obrolan orang. Padahal saat itu kondisi kamu belum pulih. Masih kerasa sakitnya bekas operasi sesar. Masih kerasa pegalnya badan setelah kontraksi dan ngejan berjam-jam. Bawaannya pasti sensi deh. How to face it? Kalau nasehatnya emang bikin lebih baik dan encourage yourself, advice-nya bisa dilakuin langsung. Tapi kalau udah ngeselin banget, terus kata-katanya meremehkan kamu, dan kebetulan nasehatnya gak sesuai sama cara didik yang kamu mau, senyumin aja atau iyain aja. Kadang mereka tuh nasehatin kamu hanya karena ingin berbagi pengalaman doang kok. Keputusan kan tetep di kamu. Yang penting kuping sama hatinya diajak sabar aja.
  • DAPAT KADO BANYAK. Senang juga ya dikasih kado. Prinsip aku sih, kalau barang yang dikasih itu pas banget dengan kebutuhan kamu, ya dipakai. Tapi kalau ternyata gak sesuai sama yang dibutuhkan atau dipengenin, jangan disimpen di lemari juga sih. Pasti deh ada aja perasaan gak enakan kalau kado dari orang malah dikasih ke orang lain, kesannya gak menghargai. Tapi menurutku, kadonya malah bisa dijadikan kado lagi ke ibu baru. Bukannya gak menghargai, tapi kata mama aku, berkat itu adalah perputaran. 
  • PANIKAN. Aku pribadi di minggu-minggu awal, paling panik kalau bayi udah tersedak atau muntah. Banyak ibu yang malah panik karena mengira ASInya kurang, padahal gak seperti itu faktanya. Makanya, penting banget kalau kamu harus cari tau sebelum mengalaminya. Sedia payung sebelum hujan. Bisa dari sumber manapun, mulai dari googling via internet dan juga jurnal atau buku yang penulisnya punya kredibilitas tinggi.
  • PENCIPTA LAGU BARU. Ini konyol sih. Meski kamu nggak punya bakat mencipta lagu, tapi pas punya bayik, sebait kalimat, kata-kata dan nada apapun langsung tercipta dan dinyanyikan gitu aja. Yang penting bayiknya diam, tenang dan menikmati suaramu yang aduhai itu. ;)
Nah, itu tadi poin-poin yang kebanyakan dialamin sama ibu baru. Itu pengalaman saat punya bayi newborn (0-3 bulan) yaa. Berbeda lagi yang dialami sama ibu baru yang bayinya udah beranjak usia 3 bulan ke atas. Nah, supaya nggak dikit-dikit gelisah, kamu juga bisa maen-maen ke Youtubenya dr. Tiwi. Aku sendiri sangat terbantu dengan adanya talkshow gratis via internet nih.


Tapi yang paling penting dari semua poin ini, adalah kamu melakukannya dengan bahagia. Capek, kadang kesal sih IYA BANGET. Tapi setiap melihat senyuman, ketawanya, bahkan tingkahnya dari hari ke hari yang ngalamin progress, kamu bakal bersyukur banget udah dipercayai Tuhan buat ngerawat bayi yang lahir dari kandunganmu. Seperti merasa jatuh cinta lagi. Jatuh cinta yang sempurna. 

Jadi, apakah kamu termasuk ibu baru? Let's process together!

Love and kisses,

Mamoy Riyanna, usia 3 bulan 6 hari. Lahir secara Normal dengan induksi.
Finally bisa pegang HP juga setelah perjalanan kurang lebih 3 jam Bontang-Samarinda dan ngurus administrasi Yanna pake BPJS buat bisa MRI(Magnetic Resonance Imaging). 

Mau cerita dikit boleh ya? Agak panjang sih. Gapapa lah ya :p Pengen share betapa baiknya Tuhan itu. Betapa tiap detikku sangat sangat diatur oleh Tuhan. 

Jadi, kami berangkat sekitar jam 10 pagi. Biasanya perjalanan ini bisa 2,5 jam, tapi karena bawa bayi 2m28d, kami sempat istirahat 40 menit buat makan plus numpang BAK. 

Nyampe samarinda, tujuan utama kami langsung RS Abdul Wahab Syahranie (AWS) buat ngejar ke poli bedah syaraf, takutnya kalau siang, dokternya udah gak ada lagi. Secara ini baru pertama kalinya periksa di sini. Sampe AWS, kami malah nyasar ke daerah UGD dan pavilion. Udah sempat parkir pula. Untung ada perawat yg ngejelasin. Baliklah ke parkiran. Karena gedung poli beda dgn gedung UGD. Mana saat itu Yanna lagi rewel, karena dia abis BAB plus kecapean. Untung dibantuin opung cewek dan opung laki. Akhirnya sampai kami ke RS utama, dan lagi-lagi parkirannya agak susah ditemui. Begitu dapat parkiran, aku langsung ke pendaftaran. Waktu itu Yanna masih rewel, mau nggak mau harus bawa dia sambil nyusuin langsung, sambil bawa ransel yg isinya kertas2 administrasi (oh my, biasanya juga suami yg ngurus ginian).

Nanya ke bagian informasi, ternyata harus ke BPJS dulu. Oke, jalan cepat lah kesana. Puji Tuhan, cepat banget urusannya, karena emang cuma kasih surat rujukan dr RS tipe C di bontang dan langsung diproses. Lanjut buat bikin kartu berobat.

Yang ini prosesnya juga cepat. Yanna masih nangis-nangis. Astaga, bener-bener dilatih buat gak marah-marah ini namanya. Mana laper lagi wakakak.

Selesai kartunya, langsung ke poli bedah syaraf. Sempat salah blok ruangan pula. Hahaha. Gelisah ini ceritanya, lama gak ya. Lima menit nunggu, nama Yanna langsung dipanggil. Nah bagian ini nih yang bikin gw terharu. Baru masuk, dokternya kayak terburu2 gitu. Langsung periksa Yanna sesuai hasil rujukan, dan bilang ke asistennya buat ngurus ini itu. Terus pergi gitu aja. Gw nganga donk. Soalnya terlambat semenit aja, pasti baru periksa besok harinya. Secara yang diurusin di kota ini, gak hanya ke poli itu, tapi juga mesti cek darah hari berikutnya, trus ambil hasilnya nunggu sehari lagi dan bikin jadwal MRI. Padahal kami udah sempat istirahat 40 menit, udah sempat salah masuk gedung, udah agak lama cari parkiran, sampe salah blok, Tapi Tuhan pending tuh dokternya buat pulang :) Bahkan, setelah ngeh sama jadwal dokternya yang ditempel di pintu ruang bedah saraf, ternyata dokter bedah saraf cuma praktek tiap Selasa dan Kamis. Waktu itu kami berangkatnya Selasa pagi. Kurang baik apa coba Tuhan Yesus itu buat Yanna :)

Itu lah ya, benar-benar tiap detik, rancangan Tuhan indah. Dan bersyukur banget mulai dari ngurus di Faskes Pertama, yaitu Klinik Satelit 1, terus ke RS PKT buat minta surat rujukan MRI, sampe minta cap stempel dari kantor BPJS, semuanya dipermudah. Begitu juga pas di Samarindanya. Semuanya berjalan cepat lho. Kalaupun antri, paling cuma nunggu 15 menit antri cek darahnya. Total hari kita di sana yaitu 3 hari 2 malam. Lumayan juga kan Mamoy dan Yanna bisa jalan-jalan ke Mall, secara Bontang gak ada tempat hiburan, hahaha.

Semoga proses MRInya lancar-lancar juga. Mohon doanya yaaa :)
from Pinterest
Usia kehamilan sudah 38 minggu 6 hari, dan baby R belum mau keluar-keluar juga! *Keliatan banget ya new mom-nya*. 

Ternyata menunggu persalinan itu tidak secepat yang dibayangkan ya. Dipikir-pikir, ketika masuk 36 minggu, pikiran sudah panik duluan, karena ngebayanginnya sebentar lagi bayi di dalam perut ini akan segera keluar. Bisa minggu depan, bisa lusa, bahkan bisa hari ini. Ini juga karena banyak ibu-ibu yang bilang, kalau bayi cewek biasanya lahir dua minggu lebih cepat dari HPL (hari perkiraan lahir). Akibatnya, aku berusaha nego ke bayi buat lahir di usia 39-40 minggu aja. Tapi kenyataannya sekarang, udah mau 39 minggu, bayinya belom nongol-nongol juga. Jatuhnya, malah khawatir. Soalnya seminggu lagi, usia kehamilan udah masuk 40 minggu. Dan batas dari kehamilan paling aman, kata bidan adalah usia segitu. 

Langsung deh, mikir yang aneh-aneh. Gimana ya kalau sampai 40 minggu, dedek bayi belom lahir juga. Gimana ya kalau ternyata aku harus diinduksi atau buruk-buruknya harus dicesar? Duh, mikirinnya aja udah bikin mules. :p Saat-saat gini, pasti berharap tiba-tiba celana dalam aku ada lendir/ flek berdarahnya. Biar langsung dibawa ke rumah sakit. Haha.

Belum lagi, meski udah berulang kali dijelasin bidan soal gimana sih tanda-tanda mau lahiran, aku-nya nggak pernah paham dan berusaha nggak paham. HAHA. Kayak misalnya, perut aku mules-mules, tapi aku nggak yakin itu kontraksi palsu apa emang mules karena mau BAB.  

Daripada banyak pertanyaan di kepala yang nggak terjawab sama sekali, akhirnya aku Whatsapp lah temanku yang udah punya bayi berusia 6 month+. Ceritanya, nyari full support dari teman yang udah pernah ngerasain 'enaknya' lahir normal. Kebetulan juga, aku rencana lahiran di Rumah Sakit tempat dia bersalin juga. Jadi cocok lah ye ;)

...

Ribka: "Kemaren kamu lahiran pas usia kehamilan berapa minggu? Trus gimana sih caranya supaya cepat kontraksi asli? Berapa kali prosesnya sampai bener-bener kontraksi beneran?"

A: "39 weeks 4 days, Ka. Udah hampir 40 weeks. Udah segala macam cara, tapi tetap palsu-palsu aja kontraksinya. Akhirnya pas lagi kontrol, kata dokter air ketuban tinggal dikit, jadi disarankan bayinya harus segera dikeluarin sekarang, kalau mau tetap normal."

Sampai sini aku bingung, air ketuban bisa berkurang toh. Baru tau. DENG. 

A: "Dokter juga mau aja nyuruh pulang nunggu seminggu lagi. Tapi nggak bisa menjamin tetap normal, karena nggak bisa tau gimana jumlah air ketuban sampai besok-besok. Jadi, siang itu langsung ngamar buat diinduksi.

NAH LHO, terakhir aku periksa ke dr. Khairul, beliau juga sempat bilang kalau air ketuban aku udah berkurang. Tapi kok dokter kesayangan aku mukanya santai-santai aja sih. Ditambah lagi, pas periksa tanggal 15 Maret, aku disuruh balik lagi tanggal 31 Maret aja. Alias dua minggu lagi. Kok agak ragu ya? Meski aku harus belajar percaya ma dokterku itu. Ah, tapi lebih baik ikutin kata hati deh. Dari sini, aku niatin mau periksa besok aja deh, pas 39 minggu. *muka ketakutan*  

Dan, kemudian temanku itu mulai ngejelasin proses induksinya, yang ternyata makan waktu 36 jam dari proses induksi sampai bukaan lengkap alias bukaan 10. Induksi nggak semudah yang dibayangkan. Mulai dari pake empat kali puyer, sampai harus ganti induksi yang butuh sekitar 5-6 jam. Pembukaan belum lengkap juga. Sampe-sampe dia harus pake kursi roda ke kamar bersalin, saking nggak kuatnya lagi berdiri dan jalan. 

Dia ngelanjutin lagi ceritanya. 

A: "Tanda utama itu kan biasanya ketuban pecah, atau udah keluar flek darah. Dan yang ketara banget, mules jedanya deket banget tiap 10 menit sekali. Amannya ke RS aja, supaya kamu tenang. Kalaupun nanti disuruh pulang karena pembukaan masih lama, dan jauh, yaudah pulang aja. Kecuali, kamu pengen stay di RS aja, just incase anything unpredictable kan?"

Ribka: "Terus kalau udah bukaan lengkap, apalagi yang harus dilakuin?"

A: "Nanti dicek lagi bukaannya. Kalau udah aman, baru deh ibunya disuruh ngejan tepat di saat kontraksi paling memuncak. Yang harus diinget, dari bukaan satu sampai bukaan sembilan, sesakit apapun yang dirasa, kita harus mati-matian nahan supaya nggak ngejan. Kasihan bayinya kalau bukaan belum sempurna, tapi kita nggak tahan buat ngejan. Dia nggak bisa keluar lewat jalan lahirnya."

Mendadak aku inget gimana rasanya nahan ngejan buat BAB di saat tuh e* udah di ujung tanduk. Haha. Apalagi nahan ngejan buat keluarin makhluk hidup yang beratnya 3,5 kg ya. Hihi. Tapi kata temanku, benar juga. Teori yang aku dapat dari bidan, ibarat lubang diameter masih 6 cm, tapi diameter kepala bayi kita 10 cm, sekuat-kuatnya kita ngejan, bayi nggak akan keluar. Yang ada malah kepala bayi bisa cedera atau bengkak karena kita paksain. Duh!

A: "Tapi, ada juga teman-teman kita yang lahiran cepetttt banget. Tiap orang beda-beda prosesnya. Ada yang bukaannya cepat, ada yang lama kayak aku. Ada yang langsung aja kontraksi, ada yang harus diinduksi."

Selanjutnya, ini bagian yang paling nguatin aku supaya tetap berpikir positif dan konsisten. 

A: "Jadi, kamu benar-benar persiapkan mental kamu sebaik dan sekuat mungkin. Kalau kamu niat normal, yakin sama badan, hati dan pikiran kamu, bahwa kamu kuat dan bisa melahirkan anak kamu dengan cara normal."

Dan tips lainnya mengalir kata per kata apa aja yang harus disiapkan selain mental, fisik dan hati? 
1. Berdoa
2. Titip pesan sama yang nemenin selama persalinan, untuk tetap sogokin mulut kita dengan makanan yang manis, seperti misalnya susu, kurma, teh, pisang, buat nambah energi pas ngejan nanti.
3. Berdasarkan video-video orang barat lahiran yang aku tonton, pentingnya untuk tau teknik pernafasan yang tepat. Katanya sih mengurangi rasa sakit.
4. Harus ingat 'Jepit Pantat'. *Yang ikut senam hamil, pasti tau maksudnya ini* Ini katanya, berguna banget saat keinginan buat ngejan di bukaan yang belum lengkap,  muncul berapi-api. CIYE.
5. Yang pasti nggak boleh panik. Karena kalau panik, semuanya mendadak blank. Hmm..
  
Sampai tulisan ini di-post, belum ada tanda-tanda apapun dari baby R. Buat bumil-bumil cantik, yang juga lagi menunggu 'hari'nya, tetap percaya mujizat! Dan nikmati prosesnya. Puas-puasin 'me time' deh. Kayak aku, puas sekali nonton serial korea sampe nggak tau apa lagi yang mau ditonton. Puas-puasin baca buku. Puas-puasin tidur siang. Karena saat anak tercinta kita lahir, itu berarti saatnya masuk jam-jam sibuk tanpa henti, hihi. See you on next post!