Setir Cinta

By | 7:35 PM Leave a Comment
Bagaimana bila hidupmu menjalani warna abu-abu? Gundah? Gulana? Cerai berai? ataukah Galau? #Eaaaaaa
Kalau saya menggambarkannya seperti anda sudah bekerja di sebuah perusahaan, tetapi bos anda tidak memberi job desk sehingga anda tidak tahu harus ngapain. Ingin datang kerja, tetapi ketika di kantor, anda hanya dicueki dan tidak dianggap. tetapi ketika anda tidak masuk kerja, maka bos anda siap-siap untuk memecat anda. #Bos yang aneh

Terlepas dari pengandaian di atas, apa yang saya rasakan kurang lebih seperti itu. Saya tidak pintar untuk mengandai-andai ;p Tetapi suam-suam kuku ini terjadi pada hubungan saya sekarang. Yap! Hubungan yang suam-suam kuku. Status iya. Tapi komunikasi, sama sekali TIDAK. Berawal dari keegoisan masing-masing yang masih ingin mempertahankan pendapat pribadi.

Nah yang menjadi pertanyaan mengapa sekarang suam-suam kuku bisa terjadi? Jawabannya simpel. Karena perempuan melontarkan satu kalimat mematikan, "lebih baik kita berteman saja kalau begini terus, kan nyaman kalau jadi sahabatan." Sedangkan pihak laki-laki adalah pihak yang sangat sensitif. Awalnya pemikiran ini mungkin nggak ada sama sekali dalam bayangannya, tetapi karena kalimat mematikan dari perempuan lah yang membuat laki-laki berpikir hal yang sama. Tetapi perempuan juga sangat terlihat tidak tegas. hatinya berkata dua makna. Akhirnya keluarlah kata BREAK dari si laki-laki.

Hingga kini pun masih tercetus status BREAK dalam hubungan kami. BREAK bisa dimaknai sebagai waktu untuk merenung dan melihat ke pribadi masing-masing. Tetapi kalau dijalani selama berminggu-minggu, bahkan sampai hari ini, ternyata BREAK adalah kata yang SALAH untuk dilontarkan. BREAK tidak menyelesaikan masalah, malah memperkeruh. Seharusnya bukan break yang keluar dari mulut laki-laki,tetapi justru "Saya mau berjuang dan berusaha". Itu lebih baik daripada mendengar, "Kita break aja biar bisa merenung". Bagi saya itu tidak bisa dilakukan ketika aktifitas yang kamu ikuti sangat lah banyak. Di mana waktu kamu bisa merenung. Sebelum tidur malam? Bukannya merenung, tetapi malah terpulas tidur saking capeknya.

Hidup ini bagi saya adalah hidup yang berat. Anda melihat orang lain mampu dan senang dengan hidup mereka. Kenapa saya tidak? Apalagi soal menjalin hubungan dengan laki-laki. Sepertinya saya selalu gagal dan tidak pernah senang dengan hubungan saya.

Tapi hari ini saya jadi belajar apa makna sebenarnya dari sebuah hubungan pacaran. Pacaran itu tidak bisa diibaratkan seperti mobil yang akan melewati jalan tol, sehingga perjalanan terasa mulus. Ya elah, jalan tol aja masih ada lobangnya, jadi masih bisa rusak tuh ban mobil #ops tapi pacaran itu seperti berada dalam sebuah truk dan harus melewati jalanan rusak dan berlobang, tetapi truk tersebut tetap dapat mengontrol untuk terus berjalan karena memiliki setir yang berguna untuk disetir. Begitu juga dengan pacaran. Ingkar janji, marah, nangis, menusuk hati itu bisa terjadi dalam pacaran, tetapi tinggal bagaimana setir atau pengendalian diri dan penguasaan diri mampu mengendalikan dan menguasai segalanya. Kita boleh kecewa, kita boleh marah,tetapi jangan sikap tersebut merusak hubungan kamu dan saya.


0 comments:

Post a Comment