Hampir Setahun Menikah

By | 5:06 AM Leave a Comment
www.pinterest.com
Satu persatu doa mulai terjawab. Aku bersyukur karena sejauh ini kami melangkah, Tuhan belum pernah membiarkan kami sendirian. Dan salah satu bukti nyata Dia terus mengenggam tangan kami, adalah ketika akhirnya bang Iwan diterima kerja di salah satu perusahaan tambang Batubara, setelah sempat bergumul hampir setahun.

Rasanya tuh, WUOOOOWWW lega luar biasa!

Bayangin aja, setelah menikah, kami langsung dapat kabar dari company-nya abang yang terdahulu, kalau dia 'dirumahkan' alias disuruh nggak usah balik ke site lagi, soalnya mereka mulai ngelakuin pengurangan karyawan. JEDER! Baru juga mulai berumah tangga, kami langsung dikasih ujian mendadak. Kayak Guru Matematika SMA aku yang masuk ke kelas. Baru kasih salam dan berdoa, terus tiba-tiba bilang, "Oke, sekarang kita ulangan ya." Tapi, kita terus mencoba berpikir positif. Aku bilang sama suami, "Yah, kita nggak jadi Long Distance Relation*shit* donk ya cyin. Nggak papa deh, kamu jadi bisa nganterin aku pergi kerja dong." Kebetulan *di mana aku tidak percaya kebetulan* saat itu, aku emang masih kerja di Jakarta.

Masalahnya, ketika aku mengakhiri kontrak kerjaku di bulan Juni akhir, abang masih belum dipanggil ke site lagi. Sehingga kita putuskan untuk tinggal di Jogja dibanding Jakarta yang bener-bener nguras dompet. Pertimbangan pertama sih, Jogja terkenal dengan kemurahannya. Murah biaya makannya dan biaya bahan-bahan masak maksudnya. Kedua, karena di Jogja ada rumah bapak mamak. Kami sementara bisa tinggal di situ sambil menghemat uang kontrakan. Ketiga, abang bisa ikut-ikutan seminar atau job fair. Untungnya, meski abang nggak lagi stay di Site, dia masih dapat gaji bulanan rutin lho. Syukurlah, masih bisa ke mana-mana kan? 

Masuk ke bulan September, kami dapat kabar kurang enak. Ternyata company abang bekerja kena collapse. Mau nggak mau, abang kena PHK. Sampai di situ pun, entah kenapa aku nggak begitu shock. Inilah kehebatan Tuhan, mampu membuatku kuat. Meskipun aku tau, abang sebenarnya agak kepikiran berat dan sedikit banyak cemas. Tapi, disitu lah peranku untuk menguatkannya. Hebatnya, those company mau bertanggung jawab dan mengusahakan buat kasih uang pesangon (beneran transfer lho mereka!). Jarang banget ada perusahaan yang mau nepatin sesuai undang-undang yang tertulis. Disitu pun, kami masih mencoba bersyukur.

Tapi, ada beberapa hal yang bisa kami ambil selama hampir setahun abang jobless

Pertama, kami punya waktu buat honeymoon berlama-lama. Intinya, berduaan teruuuuusss selama hampir setahun. kayak, eksplor sebagian wisata Gunung Kidul yang belum kami datengin. Belum lagi, perkenalan kami kan awalnya dari Jogja. Tapi masa nggak punya cerita selama di Jogja. Jadi, aku anggap ini sebuah berkat. Aku bisa puas-puasin sayang-sayangan sama dia. pokoknya, kayak lem besi yang lengket terus di besi, hihi. Dan pandangan soal 'honeymoon' ini ternyata ada di Alkitab loh. Tepat seminggu abang cabut dari Jogja, aku baca ini di renungan Manna Sorgawi. Coba deh, buka Ulangan 24:5, 'When a man is newly married, he shall not go out with the army or be charged with any business; he shall be free at home one year and shall cheer his wife whom he has taken.' Kurang baik apalagi coba Tuhan sama kami. Meski konteksnya beda, tapi intinya sama kan ya, hehe..

Kedua, ada banyak hal yang kami lalui selain pergumulan ini. Salah satunya, ketika aku harus operasi kista. Aku nggak bisa bayangin kalau nggak ada suami di sampingku. Atau, ketika kami punya waktu banyak buat memeriksakan kondisi bagian vital kami yang ternyata sama-sama bermasalah. Setidaknya, kami jadi tahu dan jadi bisa segera mencari solusi medisnya.

Ketiga, mau nggak mau aku 'dipaksa' buat mulai berbisnis. Rencana ini sebenarnya udah terucap sebelum kami menikah. Saat itu, aku belum tau pasti mau mulai kapan. Sampai akhirnya pergumulan ini diizinkan Tuhan terjadi. Karena, segala sesuatu harus ada pendorongnya. Ya, kayak sekarang ini.

Selalu ada pelajaran dan berkat yang bisa diambil setiap kita punya pergumulan. Berkat nggak harus berupa materi dan kekayaan. Tapi berkat juga berarti kebaikan dalam kesulitan. So, be grateful! Karena dengan kita bersyukur, kita sebenarnya mengajak otak untuk mau diajak kerja sama ngadepin susahnya bareng-bareng, untuk nggak mudah nangis ataupun down easily, untuk melihat jarum di tumpukan jerami, dan untuk melihat kebaikan-kebaikan lainnya yang tersembunyi.

Ini pergumulan tahun pertamaku menikah. Kira-kira apa lagi ya pergumulan di tahun kedua menikah? :) 

May God bless us and you!
www.pinterest.com
www.pinterest.com

0 comments:

Post a Comment