"Secerdas-cerdasnya otak kamu, nggak mungkin bisa dipakai untuk mengerti hati. Dengerin aja hati kamu - Perahu Kertas
Dari sampul depan saja saya sudah menduga bahwa cerita novel ini akan berkarakter unik, centil dan berbeda. Apalagi setelah melihat penulisnya, Dee Lestari. Saya makin yakin bahwa saya akan diajak terombang ambing mulai dari awal hingga akhir, layaknya sedang naik perahu. Cocok dengan sampulnya, gambar Perahu Kertas.
Apalagi ketika melihat nama-nama orang yang ada di novel tersebut, seperti Kugy, Keenan, Remi dan Luhde, kenapa nama-nama itu terasa cute saat mendengarnya. Dee menciptakan suatu nama yang pertama kali orang dengar akan tertarik lebih tahu bagaimana sih karakter mereka di novel tersebut.
Dan saat membaca halaman per halaman dan menemukan karakter asli Kugy, Keenan, Remi, dan Luhde, nama tersebut saya rasa sangat pas sekali memiliki karakter tersebut. Seakan khas dan sudah melekat di nama mereka. Bagi saya, Kugy memang sosok yang cerdas, cuek, manis, penuh imanjinasi, tetapi juga sosok yang pemalu, penyimpan rahasia yang cerdas, dan penuh kreativitas. Saya nggak setuju kalau Kugy dibilang nakal, dan cerewet, karena tulisan KUGY sendiri tidak menggambarkan karakter tersebut.
Selain seorang novelis dan penulis lagu, Dee Lestari adalah seorang Penyuruh Imajinasi. Bagaimana bisa tulisannya menyuruh saya bebas berimajinasi seluas mungkin, dengan bahasa yang sangat mudah dimengerti tapi tetap terlihat catchy. Saya selalu terhanyut tiap bagian, dan rasanya enggan untuk berhenti, karena terbawa arus yang nggak tahu kapan berhenti. Tapi saya menikmati.
Bisa tuh saya bilang gini sama diri sendiri, "Oke, empat halaman lagi, baru saya beranjak untuk mandi." Tapi setelah melewati empat halaman, jari telunjuk saya terus membuka halaman baru. Sepertinya saya lupa apa yang baru saya putuskan 3 menit tadi. Ketika sudah sampai halaman terakhir saya bilang, "Yah kenapa selesai? Saya rindu Kugy dan Keenan." Sejak saat itu saya penasaran dan ingin bertemu Kugy dan Keenan. Apakah sama dengan yang dimaksud oleh Dee Lestari.
**
Setelah tahu Perahu Kertas akan difilmkan, saya sungguh excited. Akhirnya
penantian saya untuk bertemu dengan Kugy dan Keenan akan menjadi kenyataan. Dengan sabar saya terus melihat timeline Dee Lestari.
Sore kemarin saya baru saja menonton film Perahu Kertas bersama dengan............ tas punggung kesayangan saya. Saya putuskan sendiri saja karena awalnya ingin menonton dengan sahabat saya. Tetapi karena waktu yang tidak pernah berjodoh, saya harus memutuskan untuk membatalkan kebersamaan itu. Huawow.
Sayapun masuk ke Bioskop XXI Puri Indah Mall. Saya pilih nonton pada pukul 18.45 di mana orang-orang lagi sibuk untuk shalat dan makan malam. Sedangkan saya memilih untuk segera melihat wujud Kugy dan Keenan. Nggak ada yang mampu membatalkan keinginan menggebu saya untuk bertemu mereka.
Ketika masuk studio 2, ternyata penontonnya sedikit. Mungkin saya yang tertinggal ya, karena memang film tersebut sudah tayang dari tanggal 16 Agustus. It's okay, saya nggak akan terlalu banyak menyaksikan banyak pasangan yang berulah 'sok' sweet di hadapan saya.
**
Jujur, setelah keluar dari bioskop, kenapa saya berasa jadi seperti Kugy ya. Rasa-rasanya tiap tingkah lakunya itu berada dalam jiwa saya. Kalau tidak punya urat malu, saya akan berjalan di mall dengan radar antena milik saya. Tapi saya nggak lakukan karena saya tahu yang saya cari lagi tidak ada di sana*jeder*
Ternyata Perahu Kertas is cute movie. Apa yang saya baca di novel, filmnya hampir sama dengan apa yang saya imajinasikan. Saya paling suka bagian Remi sama Kugy pas makan gulai bareng. Suka aja deh
liatnya. Kugy looks very 'lahap' and bersemangat saat makan. Berasa saya banget yang hobi makan dan lahap banget kalau udah ketemu makanan ;)
Saya juga tiba-tiba berasa dapat sebuah ilham ketika melihat ukiran 'KK' yang artinya Keenan Kugy. Saya tiba-tiba keingat huruf depan saya adalah R, sementara pacar saya juga berawalan R. Muncullah ide iseng yang copy-paste. Saya jadi ingin buat RR yang artinya Riswanto Ribka. Entah apa maksudnya. Tapi kalau bayangin desainnya, R ini digabung dengan R kebalikannya, pokoknya R itu menyatu. Inginnya sih makna RR adalah tak terputus dan bersatu walau melewati jalan apapun ;)
Saya juga suka bagian saat Kugy didandani kakaknya untuk pertama kalinya bekerja. Ngeliat keluarganya, mama papanya, abangnya, dan adiknya (huruf depan mereka K semua), terlihat kesederhanaan dan kehangatan dari keluarga Kugy. Walau dari keluarga yang sederhana dan biasa saja, tapi mereka adalah keluarga yang saya dambakan. Kompak dan lovable. =)
Jadi menonton filmnya, menurut saya seperti membaca novelnya. Imajinasi saya kurang lebih digambarkan oleh Sutradara dan penulis skenario dengan sangat baik. Tumben ada film saduran novel yang bikin puas. Biasanya juga ada beberapa hal yang dihilangkan saat difilmkan. Tapi ini beda. Ketika tahu siapa penulis skenarionya, "PANTES!". Dee Lestari konsisten bikin Perahu Kertas benar-benar adalah karyanya. Dia tidak membolehkan siapapun mengubah cerita miliknya dengan potongan-potongan yang penting saja. Karena bagi Dee, sepertinya alur yang telah ia buat, tersambung dan bersinggungan. Kalau nggak ada part bagian Pura-pura Ninja, orang nggak bakal ngerti pada bagian saat Pura-Pura Ninja sudah tidak bersama-sama lagi.
Dee Lestari, saya menunggu karya-karyamu lagi difilmkan. Tapi kak Dee harus selalu jadi penulis skenarionya yah. Menikmati karya seseorang memang lebih puas jika si pembuat karya itu terjun langsung. Dee benar-benar menggunakan hatinya.
Cheers.
0 comments:
Post a Comment